Teknologi Pengelolaan Supplier air bersih

 


Kementerian Pekerjaan Umum (PU) meluncurkan aplikasi enam teknologi pengelolaan supplier air bersih, air limbah, dan sampah yang ramah lingkungan yang akan dijalankan pada tahun ini.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian PU, Anita Firmanti, menuturkan, teknologi ini dapat mempercepat peningkatan akses sanitasi dan mengatasi kelangkaan air, khususnya bagi masyarakat perkotaan.

"Dengan banyaknya aktivitas perumahan dan industri, kualitas air baku jadi menurun. Kami menciptakan teknologi ramah lingkungan untuk pengelolahan  supplier air bersih, air limbah, dan sampah," tuturnya dalan konfrensi pers di kantor Kementrian PU, Kamis 31 Mei 2012.

Teknologi pertama, menurutnya, adalah instalasi pengolahan air limbah Grey Water Bio Rotasi yang terdiri dari sistem bio filter dan taman sanita dengan resirkulasi.

Bio rotasi ini dapat mengolah air limbah rumah tangga untuk digunakan kembali menjadi supplier air bersih. Nantinya, kapasitas pengolahannya akan mencapai 1 m3/hari.

Yang kedua adalah instalasi Biostar yang dapat mendaur ulang air limbah menjadi supplier air bersih. Anita mengungkapkan, teknologi ini sangat cocok untuk dijalankan di daerah rumah susun.

Selain itu, menurutnya teknologi ini juga bisa digunakan untuk menyaring air yang nantinya akan dibuang ke sungai agar pencemarannya berkurang.

Teknologi ketiga adalah Meralis. Meralis dapat mengelola instalasi air limbah menjadi supplier air bersih. Sedikit berbeda dengan Biostar, Meralis lebih kompak dan praktis karena tidak membutuhkan ruangan yang besar.

Teknologi keempat yaitu Merotek, dapat mengelola air baku menjadi air siap minum. "Teknologi ini menggunakan sistem membran ultrafiltrasi airlift system dan membran reverse osmosis tekanan rendah," ujar Anita.

Kelima, Instalasi Pengelolahan Air (IPA) Mobile yang dapat mengolah air baku menjadi siap minum dan telah memenuhi syarat.

Anita menjelaskan, IPA Mobile sangat praktis karena mudah dipindahkan sehingga bermanfaat untuk daerah rawan air baku atau rawan bencana, karena ini bisa memenuhi kebutuhan air minum untuk 1.500 orang.

Tekhnologi terakhir, menurutnya, adalah Tungku Sanira. Tungku Sanira merupakan teknologi dalam pengelolahan sampah dengan sistem pembakaran tanpa minyak dengan suhu hingga 800 derajat dan melalui proses filter asap.

"Membakar sampah secara langsung bisa merusak lingkungan. Jika menggunakan Tungku Sanira, gas ditangkap dengan sistem water spray sehingga CO2 tidak keluar ke air," ujarnya.

Anita menuturkan, keenam teknologi ini baru diluncurkan pada tahun ini dan akan segera dipatenkan. "Saat ini, PU tengah mencari industri yang siap memproduksi teknologi tersebut secara massal, mengingat banyaknya permintaan dari berbagai daerah untuk pengelolaan sanitasi, dan air baku," tuturnya.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Lokasi strategis, tetapi mobil tankinya bikin rusak jalan didepan lokasi depotnya. Tolong pengelola bisa lebih bertangungjawab.


Iwan Kristiono

Local Guide - Tingkat 6